Selasa, 05 Mei 2009

Senangnya..

Hari ini pekerjaan pembuatan rangka kayu sudah bisa dimulai. Horee..senangnya :)

Pekerjaan mayor bata diperkirakan selesai hari ini, yaitu pembuatan dinding sofi-sofi di kamar belakang.

Pekerjaan yang sedang berlangsung dan yg akan dikerjakan adalah plesteran dan instalasi listrik.

Hurray!! bisa ngga ya 3 minggu lg kelar?

Jumat, 01 Mei 2009

Demi Progres

Resmi mulai hari, aku nge-hire tukang lagi untuk mempercepat progres pembangunan rumah. Tugas utamanya sih mengerjakan kerjaan paralel (overlapped) tetapi ga kepegang ma tukang aslinya. Misalnya nih,,sekarang2 kan lagi heboh persiapan membuat rangka atap (bhs Betawi: naik kap). Otomatis kan pekerjaan pritilan di bawah ga da yang ngerjain. contohnya meja dapur, ambalan beton di ruang tamu, jalur plumbing, bikin kepalaan plesteran, marking keramik toilet, dan marking jalur konduit (urusan elektrikal)

fee-nya? disamain ma bang kosim, tapi dengan durasi kerja lebih panjang ceunah. semoga tidak mengecewakan yah!

Selasa, 28 April 2009

Beli Kayu Deeh..

Hari ini kayu pesanan sudah datang. Kayu ini akan dipakai untuk rangka kuda-kuda, sistem atap (gording hingga reng), dan rangka plafon.

Berikut rincian kayu yang sudah dibeli:
Balok 8/12 19 btg 0.72 kubik kamper banjar
Balok 6/12 15 btg 0.43 kubik kamper banjar
kaso 5/7 10 btg 0.14 kubik kamper medan
kaso 4/6 62 btg 0.19 kubik kamper medan
reng 3/4 92 btg 0.44 kubik kamper medan

Nah, kenapa ada 2 ukuran balok? balok yang besar untuk struktur kuda-kuda. balok yang kecil untuk gording.

Kalo dua ukuran kaso? kaso yang besar untuk penumpu reng di atap. kaso yang kecil untuk penggantung plafon.

Kayu-kayu ini panjangnya rata-rata 3.9 m. hampir ga ada sih kayu yang murni 4. sama seperti daun pintu yang hampir ga mungkin tebelnya 4 cm. jaman sekarang....

Oya, belinya di PD. Sumber Jaya. Ya ini supplier yang lewat depan site rumah dan langsung nawarin kayu. harganya lebih murah dibanding toko di Daan Mogot. Selama masa itung-itungan volume,, aku sekalian nawar2 gitu deh. lumayan..hemat sekitar 2 jutaan.

What next ya? maksudnya, ekspense apa dalam waktu dekat ini? Kabarnya besi beli lagi tuh, untuk nyambung kolom ke atas, sekalian buat bikin ring balok untuk sandar kuda-kuda, dan juga ring balk sofi-sofi. yah..ditunggu saja beritanya.

Selasa, 21 April 2009

Kira-kira Beginilah Rupanya

Setelah nyoba nyari wangsit sana-sini..gitu deh rupa depan Istana the Maliki's. Any comments?

Senin, 20 April 2009

Didatengin Suppliers

Lahan rumah kami ada di tepat tepi jalan yang dilalui angkot dan kendaraan lainnya. kadang truk juga lewat depan rumah. Pesawat juga, cuma karena di atas, ngga bisa kita brentiin, hehe..

Sebetulnya aku tetap ada rasa khawatir ya, punya rumah tepi jalan gede gini. takut anakku lolos dari pengamatan dan lompat ke jalan. kan sereeem tuh. tapi jarak ruang tamu ke jalan cukup jauh, 10 meter kira-kira.

pas fase konstruksi gini, aku sudah menerima 2 supplier untuk 2 material, yaitu genteng dan kayu. Lumayan..selain tidak perlu repot searching di toko material, harganya lebih murah dari yang ditawarkan di toko.

Genteng misalnya. di supermarket bangunan kan harganya mahhhal banget tuh. masa kami harus menyiapkan 6-7 juta hanya untuk genteng. waduh, gimana dong. nah, karena ada penjual genteng yang lewat depan rumah, kami bisa beli dengan harga 4,4 juta. emang modelnya jauh beda ama yang kanmuri punya, tapi genteng is still genteng kan?

Lalu kayu untuk struktur kuda-kuda, kaso, reng, dan rangka plafon. Dengan harga yang ditawarkan satu toko kayu yang cukup besar di area Daan Mogot. kami harus menyiapkan 9 jutaan. Kyaaaaik...
Nah, dengan datangnya si supplier kayu, kami cukup berhemat 2 jutaan.

Meanwhile, aku lagi butuh keramik nih..ada supplier yang mo lewat ga yaa?? sapa tau dapet harga murah kualitas KW1 hehe..

Window Shopping

Bagian yang paling menyenangkan dalam membangun rumah adalah window shopping. Ga cuma baju-tas-sepatu lho yg bisa di-window shopping-kan. ternyata material bangunan juga bisa. Mau bukti? Pertama, cari referensi dari buku atau majalah desain. Lalu, jalan-jalan ke toko material.

Sekarang sudah ada supermarket one stop shopping untuk kebutuhan membangun rumah. Yang cukup terkenal adalah Mitra 10. ada juga Dunia Bangunan, dan juga Depo Bangunan.

Setelah dicompare sana-sini, untuk beberapa material, lebih murah di Dunia Bangunan. DB juga lebih dekat dengan rumah. Di DB pramuniaganya juga ramah2. Di Mitra 10 pernah dapet pramuniaga yang dari casingnya aja udah judes, dan terbukti pas diminta menerangkan produknya, hehehe...

Untuk display, Mitra 10 emang lebih jago, terutama di bagian finishing lantai. sampe ada wall khusus untuk mix-match atau trial n error nuansa keramik yg kita incer.

Tapi...di DB juga oke vouchernya. kalo belanja >250ribu bisa makan gratis di kantinnya. hihihi..ibu-ibu banget yaa, kalo dah ngomongin soal gratisan.

Selama ini window shopping selalu ga tenang. Pertama, lagi enak-enak ngeliat pull handle, ditelpon suruh balik ke site karena kusen sudah datang. Kedua, datang kemaleman, cuma beli glass block. Oya, glass block harusnya beli di DB, di mitra 10 lebih mahal, hiks....
Ketiga, ga tenang window shopping kalo bawa Azki. selalu rewel minta pulang. beda kalo diajak window shopping di carrefour. pasti anteng.

Rabu, 15 April 2009

This is How We Learn

Jangan percaya 100% terhadap rekomendasi orang mengenai sesuatu. Contohnya ya kami ini, dalam hal membangun rumah. Ngobrol sana-sini, didapatlah satu nama tukang yang legendaris karena sejumlah karyanya sudah terukir di bumi Jurumudi ini.

Pas nego fee, dijawabnya mengambang, macam gini nih. “Ya standar aja. Semua orang juga tau”. And what happened next? Di minggu ke-3 tukang yang legendaris ini minta tambahan fee. Mengesalkan.

Pas pelaksanaan, suka ngeyel dan menganggap proyek rumah kami just the same dengan proyek dia sebelumnya. Eits..our house should be a landmark, hehe…

Jadi tuh ya, as I was told oleh Pak Trisno yg secara tidak resmi kami rekrut sebagai supervisor, si tukang ini biasa mengerjakan rumah tidak dengan gambar teknik atau perencanaan. Lha terus gimana cara dia menorehkan sejarah di dunia pertukangan?

Biasanya yang punya proyek akan memberikan data luasan lahan, misalnya A x B m2. Lalu nego upah borongan. Metode pembayaran model gini cukup merakyat di sini. Karena si owner tinggal nyante aja nungguin rumahnya kelar dibangun.

Nah cara gini yang aku ga suka. Gimana dengan kualitas bangunanku ntar? Jangan2 ga bagus karna si tukang ngebut kejar progress. Menurut aku justru ngga bagus metode gini, kontrak lump sum tapi ditinggal tanpa pengawasan maximal.

Perbedaan visi desain juga bisa jadi masalah. Misalnya pas kemaren pesen pintu. Aku pengen pintu utama itu single door, dengan desain minimalis (daun pintunya diberi hiasan tali air, warna coklat gelap, trus ntar handlenya warna brass). Nah tukangnya bilang, nggak bagus itu, jadiin dua daun. Nah,,ini juga karena di daerah sini ga ada rumah baru yang terbangun dengan single door sebagai pintu utama. Yang ada justru double door, handlenya mewah dengan warna kuning, dan di teras ada 2 pilar. Aku dan ayah Azki sepakat, desain model begini is a BIG No, hehe..

Mengenai upah. Beberapa hari setelah mulai fase konstruksi, beberapa orang meributkan metode pembayaran. Kenapa harian? Kenapa ga borongan? Setelah hampir terjebak pada pengaruh kanan-kiri, akhirnya kami sepakat untuk tidak mem-follow up segala input yang bersifat merecoki segala konsep, baik konsep pembayaran, apalagi konsep desain. It’s our house. Let us learn how to build a house. Sapa tau masih ada rumah berikutnya yang akan dibangun??hehe..